Jumat, April 03, 2009

0
PEMILU PALING RUMIT DI DUNIA

PEMILU DI INDONESIA PALING KEBANGETAN DI DUNIA



Pesta demokrasi di Indonesia kali ini bisa dikategorikan sebagai Pemilu paling mahal, bahkan terumit di dunia. Hal itu terlihat dari high cost baik national budget secara partai maupun perorangan calon anggota legislatif (Caleg), adanya benturan secara eksternal dan internal partai, model penandaan kertas suara, dan problem daftar pemilih tetap (DPT),

Dibalik kerumitan dan mahalnya biaya kampanye tersebut, ada juga nilai positif baru yakni adanya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadikan suara terbanyak sebagai alat ukur untuk menentukan Caleg terpilih. "Jadi, para Caleg harus berbuat maksimal. Dia harus masuk keluar desa dan perkampungan untuk mendapatkan dukungan warga dengan menggunakan banyak cara yang dibenarkan oleh Undang Undang (UU) Pemilu.

Ada enam aspek negatif pada Pemilu 2009 ini, pertama, adanya benturan para Caleg itu di internal partai politik (Parpol), juga antar Parpol peserta Pemilu secara cukup keras.
Kedua, biaya tinggi, ketiga, aturan mainnya rumit, keempat, penandaan contreng atau centang yang sulit diaplikasikan oleh pemilih buta huruf, kelima munculnya resiko gugatan antar caleg dan antar parpol untuk meraih kursi, serta keenam, keabsahan Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Sebanyak lebih dari 500.000 caleg akan bertarung untuk menjadi anggota dewan. Mereka akan bertarung di 2174 daerah pemilihan untuk memperebutkan 560 kursi anggota DPR, 132 kursi anggota DPD, lebih dari 17.100 ribu kursi anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Pada pemilu 2009, jumlah penyelenggara dan biayanya juga bertambah besar. Dengan KPU Provinsi sebanyak 33; 480 KPU Kabupaten/Kota; sekitar 7.500 PPK (75.000 petugas PPK termasuk 5 PNS di tiap kecamatan); sekitar 80.000 PPS (240.000 petugas PPS termasuk 3 PNS di desa/kelurahan); sekitar 600.000 TPS; sekitar 4,2 juta petugas KPPS; 1.781 petugas KPPSLN dan 600.000 petugas pemutakhiran data pemilih. Dan sekitar 700.000 anggota Panwaslu.Ada sekitar 9,4 juta orang yang terlibat sebagai petugas penyelenggaraan Pemilu 2009. Jumlah pemilih mencapai 171,2 juta jiwa.

Kerumitan semakin bertambah jika ada sengketa atau perselisihan dari pihak-pi-hak yang melaporkan adanya dugaan kecurangan maupun pelanggaran pemilu. Bisa jadi diadakan pemungutan suara ulang, penghitungan suara ulang atau rekapitulasi ulang dan sebagainya.

Jika kita memperhatikan hal-hal di atas, selain potensi konfliknya begitu besar, kompleksitasnya juga sangat berat. Amerika dan negara-negara Eropa yang masyarakatnya maju, cerdas dan kaya saja tidak mengalami kerumitan seperti Pemilu di Indonesia. Maka tidak salah jika banyak pihak, termasuk dari Ketua KPU, Abdul Hafiz Anshary, Wapres Jusuf Kalla maupun beberapa Ketua KPU Provinsi di beberapa daerah yang menyatakan bahwa Pemilu Legislatif 2009 adalah Pemilu paling rumit di dunia.

 
NgeBLOG Sak2'e Wae | © 2008 by Eko gopo | Supported by Blogger.com & Google.com | Tested by Blogger Templates